Kamis, 20 Februari 2020

Akhirnya Atasan Mengetahui Kelakukan "Si tungpis"


Suatu ketika disaat saya baru balik dari lapangan, atasan kemudian ikut masuk ruangan dan mendekat ke meja kerja saya. Tampak ada sesuatu yang sangat penting yang hendak beliau bicarakan dengan saya. Sambil menuju ruangan, sekilas beliau masih melihat kiri dan kanan, memastikan bahwa saya saja yang ada di ruang sales pada waktu itu.

Setelah dipastikan hanya saya saja yang berada di ruangan, barulah atasan saya tersebut memperlihatkan handphone beliau pada saya. Sekilas terlihat hasil screnshot percakapan di sebuah group WA yang di sampaikan oleh seseorang. Sebuah nomor yang tidak tahu siapa pemiliknya, namun yang jelas beliau ada di group WA tersebut.

Setelah saya baca, terlihat sangat gamblang beberapa orang rekan kerja saya sedang membicarakan teman-teman yang lain, bahkan sibos pun dibicarakan. Kalaupun dibicarakan hal yang baik tidak mengapa, namun yang dibicarakan saling menghina dan menjelekkan, bahkan ada pembicaraan yang ingin menjatuhkan kinerja perusahaan.

Setelah melihatkan hasil screnshot tersebut sibos pun bertanya, ini nomor WA riky. Ketika saya lihat, maaf pak itu bukan nomor WA saya. Saya cuma memiliki satu nomor WA yang saya gunakan saat ini. Kalau nomor itu, saya tidak kenal pak. Meskipun kami tahu itu sebuah percakapan di group WA, namun si informan tersebut menutupi apa nama groupnya.

Akhir kata pada saat itu, kami sepakat untuk mencoba sama-sama mencari tahu kebenaran yang lebih jelas tentang screnshot tersebut.

Beberapa hari berselang, teman se tim saya saat ngopi bareng. Beliau juga ingin memperlihatkan sesuatu kepada saya. Karena saat itu, ada seorang teman juga yang sama ngopi bareng kami, teman saya ini kirimkan saya sebuah foto melalui WA. Kemudian beliau suruh saya membaca chat beliau tersebut.

Ketika saya buka, ternyata sebuah screenshot juga. Screenshot percakapan yang menjelekkan teman ini, bahkan mengatakan teman saya ini dengan nama sebuah binatang berkaki empat.

Waktu itu ketika saya tanya, siapa yang mengirimkan, beliau tidak ingin menyebutkannya. Merahasiakan nama informan yang mengirimkan screenshot tersebut dari saya.

Beliau pun sadar bahwa "si tungpis" ini dari dua tahun yang lalu juga sudah sangat kesal kepada teman ku ini. Sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dia kesalkan. "Situngpis" ini, mengira teman saya ini mengambil hak beliau dan teman-teman lain, saat pelaksanaan sebuah proyek. Pada kenyataannya tidak demikian. 

Bermula dari kesalahpahaman tersebut akhirnya ada saja salah dari teman ku ini di mata "si tungpis". Sampai saat ini "si tungpis" selalu marah bahkan tidak tegur sapa dengan teman ku ini. Padahal kami semua satu kantor yang sama.

Oya, Situngpis ini nama orang atau sebuah istilah?

Saya meminjam istilah "si tungpis" dari sebuah artikel di kompasiana dari seorang penulisnya yang bernama Sigit Eka Pribadi. Beliau membuat sebuah postingan dengan judul, " Mengatasi Situngpis di Di Lingkungan Kerja." 

Postingan tersebut menjelaskan bahwa tungpis itu sebuah istilah untuk tipikal rekan kerja yang selalu membicarakan keburukan siapa saja kepada siapa saja yang ada didekatnya, termasuk membicarakan hal buruk tentang kita sendiri pada rekan kerja yang lainnya.

Lebih lanjut Mas Sigit mengingatkan kita, jangan sampai mengutarakan hal-hal rahasia padanya atau berbicara tentang orang lain semisal menyampaikan kritik tentang pimpinan atau rekan kerja kita yang lainnya kepadanya.

Informasi yang tersiar kepada si tungpis, akan juga tersiar kepada yang lain, namun yang disampaikan tersebut bisa saja jauh lebih melenceng dari apa yang kita bicarakan.

Jadi bisa dikatakan bahwa tungpis ini masuk pada kategori seorang provokator, tukang lapor, nyinyir, menjelekkan orang lain, yang berdasarkan sifat iri dan dengki yang menjadi motif utamanya. Bisa juga untuk menjatuhkan orang yang jadi targetnya atau yang tidak dia sukai yang menjadi penghalang baginya untuk mencapai ambisinya.

Kembali kepada cerita di atas.

Beberapa hari setelah teman saya tersebut cerita, atasan saya kembali mendatangi meja kerja saya untuk membahas screenshot sebelumnya. Saya juga menyebutkan secara reflek bahwa saya juga mendapatkan screenshot dari teman satu divisi saya, manatahu sebuah screenshot yang sama.

Setelah kami cek, memang betul itu screenshot yang sama, namun kisahnya di potong. Kepada teman yang satu divisi dengan saya dikirimkan screenshot yang menjelekkan beliau, kepada atasan siinforman mengirimkan potongan yang menjelekkan beliau juga.

Akhirnya melihat screenshot tersebut ternyata ada sebuah backgroun foto seorang anak, ternyata kami kenal dengan anak tersebut. Aha siinforman pun siapa orangnya kami sudah mengetahuinya.

Sorenya teman satu divisi saya yang dibilang nama binatang tersebut, ditahan dulu sama atasan di ruangan beliau. Saat itu semua orang sudah pulang. Akhirnya disana lah terbongkar semuanya, dan atasan saya mendapatkan benang merah. 

Group WA tersebut ternyata banyak yang sudah terprovokasi oleh Si tungpis, namun ada juga yang mungkin gak setuju dan membocorkan percakapan tersebut kepada teman saya dan atasan.

Akhirnya kami semua paham, dan atasan pun akan mengambil tindakan. Namun yang pasti atasan memberikan informasi awal bahwa jangan percaya pada "si tungpis " lagi. Bisa saja ke depan si tungpis akan di putus kontraknya atau gimana saya enggak tahu pula.

Namun sejak saat itu, kami sudah mulai menjauh dari Si tungpis dan tidak terlalu banyak mengobrol atau sekedar kongkow dengannya.