Minggu, 02 Februari 2020

Bagaimana Cara Berfikir Seorang Manajer


Pada saat postingan ini di-publish posisi saya di perusahaan, yaitu sebagai seorang SPV sales. Amanah ini tepat sudah dua tahun saya jalankan. Pada tahun ini, saya menargetkan untuk bisa di promosikan sebagai Manajer Sales di Cabang. 

Memang rasanya masih banyak hal yang harus saya kuasai untuk bisa mencapai posisi sebagai seorang manajer. Namun, saya akan terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk mencapai ke arah sana, sedikit banyak dari saat ini saya harus banyak menambah ilmu dan wawasan agar saya bisa pantas untuk menjadi seorang manajer sales di cabang saya saat ini berkantor. Salah satu hal yang saya pelajari adalah Bagaimana Cara Berfikir Seorang Manajer.

Ilmu ini saya dapatkan dari tulisan seorang Ibnu Wahyudi yang beliau posting di Kompasiana. Postingan ini bukan bermaksud plagiat, namun saya tuliskan kembali dengan bahasa saya, sehingga ilmu dari beliau dapat melekat di ingatan dan agar lebih mudah saya pahami. Toh, jikalau ada yang berkunjung dan membaca blog ini, semoga juga bisa bermanfaat. Tentunya saya berterima kasih sebelumnya kepada Ibnu Wahyudi, semoga Allah memberikan kesehatan dan keberlimpahan rahmat-Nya kepada beliau. Aamiin.

Metode saya belajar, ketika saya membaca sebuah bahan bacaan apakah itu buku atau hasil searching di internet, saya senantiasa mencatat poin-poin penting dari bahan bacaan tersebut. Catatan itu biasanya saya rangkum disebuah kertas buram dengan penulisan cakar ayam yang mungkin hanya saya saja yang bisa membacanya. hehehe. Selanjutnya hasil rangkuman tersebut saya ketik rapi dan saya posting di blog saya yang terkait pembahasan tersebut. Ketika saya tidak melakukan hal tersebut, apa yang saya baca sangat mudah hilang dari ingatan.

Yuk, kita kembali ke pembahasan, Cara Berfikir Seorang Manajer

1. Background

Background yang dimaksud oleh penulis adalah alasan mendasar alias temuan (finding) atau bisa juga disebut story cerita yang mendasari semua. 
Kita sebagai seorang manajer harus bisa menemukan apa yang membuat prestasi team kita jelek atau bagus. Kita harus bisa melihat penyebab utama/alasan mendasar kenapa bisa terjadi prestasi baik atau buruk ini. 

Background ini merupakan pondasi dasar untuk perumusan strategi atau action plan. Background yang rapuh dan abal-abal, maka strateginya juga akan rapuh dan abal-abal.

2. Strategi

Strategi ini dirumuskan berdasarkan latar belakang atau temuan. Strategi yang akan kita jalankan, harus sejalan dengan temuan yang ada. Bagian ini akan menjawab How/ Bagaimana cara memperbaiki result (hasil) berdasarkan Background di atas.

Rumus sederhana terkait dengan strategi 

V = Volume/value
Setiap perusahaan pasti profit oriented, maka omset (volume/value) merupakan jantung utama yang membuat perusahaan untuk tetap hidup. Apapun action plan harus terus mengarah kepada hal-hal yang menunjang untuk bisa tetap menghasilkan  Volume/Value tersebut.

C = Coverage
Omset akan  Sustanable lama hanya jika kita melakukan coverage dengan benar dan tepat. Coverage merata  dan potensial marketing activity  untuk bersentuhan langsung dengan end user.

D = Development 
Sesuatu pasti berubah, maka kita harus bisa senantiasa termotivasi untuk siap berubah atau mengikuti perubahan tersebut. Jika tidak, maka kita akan tertinggal mungkin juga tergilas dari perubahan dengan sendirinya.

3. Indikator Kesuksesan

Suatu strategi dikatakan bisa berhasil apabila tercapainya indikator atau parameter yang telah ditetapkan. Hasil penjualan dikatakan tercapai apabila menyentuh angka 100% dari target yang telah ditetapkan. Sesuatu harus terukur dan teratur. Jika tidak diukur kita tidak akan pernah mengetahui, apakah strategi yang telah kita buat berdasarkan temuan yang telah kita analisa, berhasil atau tidaknya.

4. Control/Monitoring/ Tracking

Untuk memastikan strategi kita tetap on track (berada dijalan yang tepat) yang mengarah ke target pencapaian kesuksesan, maka dibutuhkan sebuah control/Monitoring/Tracking.  Dengan adanya upaya ini, kita bisa tetap bergerak dialur strategi yang telah disusun untuk mencapai goal yang ditetapkan.

Empat hal diatas terkesan simpel, namun saya mesti belajar bagaimana menjalankannya untuk bisa menjadi calon manajer dambaan perusahaan.

Semoga juga bermanfaat bagi pengunjung blog ini.

Sumber Gambar : Pixabay.com 
Sumber Inspirasi Postingan : Kompasiana - Ibnu Wahyudi

Sabtu, 12 Maret 2016

Menulis Hal yang Utama, Apa pun Pekerjaannya

Credit to : Pixabay.com

Hai sobat,

Apa pun pekerjaan yang akan digeluti atau pun yang saat ini sedang dikerjakan, pastinya tidak lepas dari dunia tulis menulis. Apakah itu menulis surat undangan, notulen rapat, atau pun materi promosi, kebutuhan akan sebuah skill menulis harus ada meskipun sedikit yang bisa kita kuasai.

Semua orang bisa menulis. Hanya saja jika berhadapan dengan sebuah tugas yang meminta kita untuk menulis atau merangkai kata, maka kebanyakan orang pasti akan menolaknya secara langsung.

Mungkin banyak yang bilang, saya tidak pandai, saya belum pengalaman, gak ada ide, ini dan itu. 

Yakinlah kita bisa menulis, hanya membiasakan diri untuk menulis, itu yang kurang. Tidak itu saja, kegiatan membaca kita juga kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Akibat dari kegiatan membaca kurang, maka tidak banyak kata-kata yang kita eksplor dalam sebuah tulisan. Ide dan gagasan pun akan muncul jika kegiatan membaca sering atau rutin kita lakukan.

Ketika kita menancapkan target dalam karir yang sukses gemilang, skill untuk menulis harus kita kembangkan. Bagaimana mau jadi pimpinan cabang di suatu instansi atau perusahaan, menulis surat saja tidak bisa, minimal menulis memo untuk bawahan. Ketika itu diasah sejak sekarang, ke depan tentunya kita tidak akan canggung lagi. 

Yuk, mari sekarang untuk mempersiapkan diri dalam dunia karir, skill menulis agar diasah terus. Jangan ragu untuk memulai, sembari itu apa pun buku atau bahan bacaan lainnya yang ada, baca lah. Jika ada suatu ide atau gagasan atau kritik dan saran, silahkan coba tulis. Gunakan media semacam blog seperti ini untuk merangkai kata-kata dalam gambaran di pikiran anda. Jangan malu untuk salah.

Semoga ke depan prestasi dan jenjang karir kita semakin melejit. Apalagi jika kemampuan kita sudah terasah dan kesempatan promosi terbuka lebar, tentunya peluang kita untuk mendapatkan kesempatan tersebut terbuka lebar. Selamat belajar!